Berlangganan Lewat Email !
Dapatkan kiriman artikel terbaru langsung ke email anda!

Ohaguro - tradisi unik dari negara matahari terbit

            

      Masyarakat Jepang zaman dulu, biasanya menghitamkan giginya dengan bahan tertentu untuk menjaganya tetap awet dan kuat. Proses menghitamkan gigi tersebut disebut juga dengan ohaguro. Praktik menghitamkan gigi ini ternyata telah dilakukan selama berabad-abad, sejak zaman Kofun (250-538) dan berlangsung hingga akhir abad 19. Berbeda dengan konsep kecantikan masa kini, wanita yang bergigi hitam pada masa itu dianggap dewasa dan cantik.
       Catatan pertama mengenai ohaguro terdapat pada Genji Monogatari dan Tsutsumi Chuunagon Monogatari yang ditulis pada zaman Heian (794-1185). Pada masa tersebut ohaguro dilakukan oleh putra dan putri bangsawan yang beranjak dewasa dengan melalui upacara genpuku (bagi anak laki-laki) atau mogi (bagi anak perempuan). Hal serupa dilakukan oleh keluarga Kaisar dan bangsawan kelas atas. Tapi, selain menghitamkan gigi, alis mereka juga dicukur habis dan sebagai gantinya akan digambar alis palsu dengan arang kira-kira 1 inchi di atas tempat dimana alis mereka seharusnya berada. Tradisi ini masih terus dilakukan oleh keluarga Kaisar hingga penghujung zaman Edo (1603-1868).
        Di zaman Sengoku (1467-1573), ohaguro melainkan juga dikenakan oleh anak-anak perempuan dari komandan militer yang masih berusia 8-10 tahun. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak perempuan tersebut dianggap telah dewasa dan siap untuk dinikahkan dalam pernikahan politik. Selain itu, para komandan yang wajahnya luka berat di era peperangan ini biasanya mengenakan make-up wanita lengkap dengan gigi yang dihitamkan agar tak terlihat buruk rupa.
        Di zaman Edo, di keluarga Kaisar dan keluarga bangsawan hanya pria saja yang mengenakan ohaguro. selain itu ohaguro lazim dikenakan oleh wanita yang telah menikah, oleh wanita yang belum menikah namun berusia lebih dari 18 tahun (pada masa tersebut 18 tahun sudah dianggap kurang laku), oleh para geisha maupun wanita penghibur. Wanita muda mulai enggan mengenakannya karena selain proses pengaplikasian ohaguro makan waktu dan tenaga, bau cairan ohaguro juga tak sedap. Sementara itu bagi masyarakat pinggiran, praktik menghitamkan gigi dilakukan ketika ada matsuri, pernikahan dan pada upacara kematian. Sejak dilarang oleh pemerintah Jepang pada 5 Februari 1870, pengguna ohaguro pun mulai berkurang. Saat ini sudah jarang orang yang menghitamkan giginya, kecuali untuk keperluan tertentu misalnya syuting film, pertunjukan teater atau bagi para geisha yang ada di Kyoto. 

Sumber (majalah Animonster #153)

Penulis: Unknown ~ Tutorial Blog | Tips Trick | Jejaring Sosial

Artikel Ohaguro - tradisi unik dari negara matahari terbit ini dipublish oleh Unknown pada hari Monday, 22 October 2012
Terima kasih Anda telah membaca artikel tentang Ohaguro - tradisi unik dari negara matahari terbit , Anda boleh menyebar luaskannya atau mengcopy paste-nya jika artikel Ohaguro - tradisi unik dari negara matahari terbit ini sangat bermanfaat bagi Blog dan teman-teman anda, namun jangan lupa untuk meletakkan link Ohaguro - tradisi unik dari negara matahari terbit sebagai sumbernya. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kita semua. Jika anda menyukai Blog ini, silahkan like di facebook dan follow kami di G+. Terima kasih atas kunjungan serta kesediaan Anda membaca dan berkomentar tentang artikel ini.

seowaps

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...